Wednesday, May 1, 2024

Luhut Ibaratkan Ruang Siber Indonesia seperti Penanganan Covid-19

EraKita.id – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapan semua pihak harus kompak dalam hal menjaga kedaulatan siber Indonesia.

Ia mengatakan penanganan ruang siber di Indonesia tak ubahnya seperti penanganan Covid-19, yaitu harus terintegrasi.

“Kau cintai negaramu. Bangsa ini bangsa besar, kau sudah buktikan itu pas covid-19 kemarin. Kalau kau bisa, kalau kau kompak ya itu mestinya masalah siber ya bisa,” kata dia dalam siniar Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Kamis (29/9/2022).

“Karena masalah di penanganan Covid-19 itu karena kita terintegrasi, jadi Covid-19 di ruang siber ini sama saja,” sambungnya.

Lanjut Luhut menjelaskan BSSN bisa menandai kelompok mana yang bisa membantu BSSN kalau misalnya negara diserang pihak lain.

Di samping itu Luhut meminta BSSN untuk memberi sosialisasi ihwal keamanan dan literasi digital kepada generasi muda di Indonesia, karena hal itu dinilai penting.

Menurutnya, serangan siber bisa melumpuhkan sejumlah fasilitas umum, seperti memberhentikan kereta api hingga memadamkan listrik.

“Banyak juga orang yang engga tahu bahwa siber ini penting. Jadi dia engga tahu siber ini bisa ganggu sehingga kereta api gak jalan, minyak gak jalan, listrik bisa dimatiin,” tuturnya.

Meski demikian literasi digital menurut Luhut tak perlu menyasar golongan tua. Namun ia tak menjelaskan alasan dari omongan tersebut. “Kalau orang yang sudah tua-tua yang sepuh gausah diberitahu. Kalau sudah sepuh-sepuh gausah biarlah sudah,” ucapnya.

Di sisi lain, Luhut juga memberi tips kepada BSSN untuk menguji kekuatan siber RI. Bagaimana caranya?

“Bisa bikin gladi [resik] sendiri di dalam, enggak usah expose ke luar kan,” ujar Luhut.

Ia mengatakan gladi resik itu bisa dalam bentuk serangan kepada sistem, untuk mengetahui seberapa canggih sistem keamanan pemerintah. “Bikin exercise sendiri aja menyerang diri sendiri atau disewa siapa atau dorong anak-anak Indonesia lain. Ini sistem kita ini sudah canggih atau belum,” tuturnya.

“Jangan hanya alat. Beli alat beli alat belum tentu alat itu perlu,” sambung dia. (*)

Baca Juga

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Berita Populer