JAKARTA – Sejumlah delegasi Australia Indonesia Muslim Exchange Program (AIMEP) mengunjungi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Rabu (20/9/2023).
Seorang peserta AIMEP, Aisha Elmir, mengaku bangga bisa hadir belajar tentang NU, dan mendapatkan energi baru setelah berkunjung ke PBNU.
“Menjadi Muslim minoritas di Australia tidak merasa tambah kuat,” kata Aisyah dikutip laman NUOnline.
Aisyah berharap hubungan antara Australia Indonesia dapat semakin cerah. “Dan koneksi kita di masa depan bakal cerah,” ujarny
Aisyah juga mengungkapkan bahwa banyak peserta dari Indonesia sehingga ke depan Insyaallah dapat berkolaborasi dengan baik ke depan. Ia juga mengaku mendengar NU melalui AIMEP ini.
“Saya dengar NU melalui AIMEP ini dan kita berbicara dengan pemimpin NU di sana dan mendengar tentang apa yang NU lakukan,” katanya.
Sementara itu, Direktur Mosaic Connections Rowan Gould menyampaikan pihaknya sangat senang dengan kunjungan ini.
Ia pun yakin nantinya jejaring komunitas Muslim Indonesia melalui insiatif alumni AIMEP bisa berkolaborasi.
Rowan menilai NU merupakan organisasi penting di Indonesia. Memiliki jaringan dari akar rumput sampai di tingkat pemerintahan.
“NU esensial dalam tradisi Islam Indonesia,” ujarnya.
Salah satu peserta AIMEP dari Indonesia Munawwir Aziz menyampaikan NU bukan saja organisasi tradisional, juga organisasi modern.
Organisasi yang dipimpin Ketua Umum KH. Yahya Cholil Staquf ini menggelar sejumlah agenda internasional dalam setahun terakhir.
NU juga bergerak dalam upaya melakukan perdamaian di Afghanistan dan Xinjiang. Pun berupaya berkomunikasi untuk perdamaian Israel dan Palestina.
Munawwi menguraikan pentingnya sanad dalam NU. Keilmuan dan pengamalan yang dilakukan warga NU memiliki keterhubungan melalui guru atau mursyid dalam tradisi tasawuf dan bersambung hingga Rasulullah saw.
Delegasi AIMEP dari Australia ini disambut oleh Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PBNU Hj Safira Machrusah dan Sidratun Naim; dan Anggota Badan Pengembangan Jaringan Internasional (BPJI) PBNU Eko Zuhri Ermada dan Abu Bakar Shiddiq Abdul Rahim.