JAKARTA – Presiden Turki Tayyip Erdogan menegaskan, sikap Turki sudah jelas dan tegas untuk menolak keinginan Swedia bergabung dengan Pakta Persekutuan Atlantik Utara atau NATO, sepanjang negara tersebut masih melindungi kelompok teroris.
Swedia bersama dengan Finlandia memang mengajukan diri untuk masuk dalam keanggotaan NATO sejak 2022, sekaligus membuang kebijakan non-blok militer yang telah lama dipegang. Salah satu alasan Swedia dan Finlandia ingin masuk NATO adalah invasi Rusia ke Ukraina.
Namun tidak mudah bagi Swedia bergabung dengan NATO, karena permohonan keanggotaan harus disetujui oleh semua anggota NATO termasuk Turki.
Sejauh ini Turki dan Hungaria belum menyetujui Swedia. Bahkan negara yang dipimpin Tayyip Erdogan itu telah berulang kali mengatakan bahwa Swedia perlu mengambil langkah tambahan terhadap pendukung Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang, dan anggota jaringan yang dianggap bertanggung jawab oleh Ankara atas upaya kudeta tahun 2016.
“Turki memperlakukan kedua kelompok itu sebagai organisasi teroris, dan mengharapkan Swedia berhenti melindungi anggota kedua kelompok,” kata Erdogan dalam pidatonya setelah rapat kabinet.
“Setiap orang harus mengakui bahwa mereka tidak dapat menjalin persahabatan dengan Türkiye dengan membiarkan teroris berdemonstrasi di lapangan paling sentral di kota mereka,” katanya.
Dalam beberapa bulan terakhir, pengunjuk rasa di Stockholm mengibarkan bendera yang menunjukkan dukungan untuk PKK, yang juga dianggap sebagai kelompok teroris oleh sekutu Barat Türkiye, termasuk Swedia.
“Posisi kami, harapan dan janji yang dibuat semuanya sudah jelas. Saat ini, kami mempertahankan prinsip yang sama dengan yang kami pertahankan tahun lalu. Kami hanya ingin mereka tetap setia pada apa yang mereka tanda tangani,” kata Erdogan juga.
Swedia mengatakan telah mendukung bagiannya dari kesepakatan yang dicapai dengan Türkiye di Madrid tahun lalu yang ditujukan untuk mengatasi masalah keamanan Ankara, termasuk mengeluarkan undang-undang anti-terorisme baru bulan ini.
Akan tetapi Turki mengatakan perubahan undang-undang Swedia “tidak ada artinya” sementara pendukung PKK mengadakan protes di negara itu.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg bulan lalu mengatakan bahwa Swedia dan Turki akan mengadakan pertemuan tingkat tinggi di Brussel tentang kemungkinan aksesi Swedia ke NATO sebelum pertemuan puncak aliansi di Vilnius bulan ini.
Demonstrasi di Stockholm pekan lalu pada hari pertama liburan Idul Adha Muslim yang termasuk pembakaran Alquran semakin membuat marah Turki.
Sumber: Reuters